Jumat, 07 Agustus 2015

Sejarah Desa Petapan

Desa Petapan merupakan salah satu desa nan asri yang terletak di kecamatan labang kabupaten bangkalan. Asal usul desa tersebut diangkat dari legenda salah satu sunan terkenal di madura yakni sunan putra manggolo yang merupakan putra dari Kyai Abidin Cendana Kwanyar kemudian datang ke salah satu desa dan mulai menyebarkan agama islam. Dalam proses menyebarkan agama islam sang sunan Putra manggolo mulai melakukan pertapaan, dan beliau menancapkan tongkatnya ke tanah. setelah selesai bertapa, sang sunan mencabut tongkatnya kemudian tiba-tiba muncul sumber mata air yang keluar dari tanah bekas tongkat tersebut. Legenda ini sekilas mirip dengan asal mula munculnya sumber mata air zam zam yang ada di mekkah. Tak kuasa melihat air yang terus menerus keluar dari tanah tersebut, muncul kekhawatiran bahwa air tersebut dapat menyebabkan banjir diseluruh desa. Maka Sunan Putra Manggolo mangambil bedug dan menutupinya, maka air tersebut keluar menjadi normal dan sunan putra manggolo membuat telaga untuk mandi dan mengajak warga desa sholat berjamaah.

Desa tersebut akhirnya mulai berkembang. Desa ini menjadi makmur dan terkenal dengan adanya sumber mata air dan telaga. Sang sunan kemudian memberi nama desa tersebut dengan sebutan desa petapaan atau desa petapan (lebih singkatnya) sebab desa tersebut merupakan tempat pertapaan.

Menurut kepercayaan warga setempat, sumber mata air tersebut memiliki banyak khasiat. Diantaranya Para wanita yang sedang hamil dianjurkan meminum air dari mata air tersebut agar anaknya sehat, dapat menyembuhkan beberapa penyakit, dan air tersebut termasuk sakral konon siapapun yang meminum air tersebut dapat meraih apa yang mereka inginkan.

Terdapat ritual khusus yang dilakukan warga desa ini. Seperti ritual yang dilakukan setiap malam jumat manis/legi yang dipercaya apabila kita membasuh wajah kita, maka wajah kita akan segar, awet muda dan bersinar. Adapun juga pantangan-pantangan yang harus dihindari seperti dilarang menjual air dari sumber mata air tersebut. Konon apabila dijual yang menjual dan yang membeli akan tertimpa musibah.

8 komentar:

  1. bukan jum'at legi tapi jum'at wage, dan tongkat yg ditancapkan tu adalah tongkatnya sunan cendana bukan milik putro menggolo, dan kali kecil (leke. B.madura) itu bekas dari garis tongkat yg diseret oleh sunan cendana, kalau mau sharing monggo ini no saya +6285336253666

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih atas informasinya, jika ada kekurangan dalam penulisan di blog ini kami mohon maaf dan mohon masukannya supaya bisa lebih baik lagi,

      Hapus
  2. Kalau boleh tahu siapa yg punya blog ini? Dulu bertanya kepada sesepuh Petapan atau hasil copy paste?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini blog dibuat oleh kelompok kami sebagai tugas KKN di desa Petapan

      Hapus
    2. tulisan di blog ini dari hasil wawancara kepada beberapa warga desa,

      Hapus
  3. M'af teman orang petapan g banyak tau soal ceritanya buktinya...!

    BalasHapus
    Balasan
    1. untuk itu kita harus kembali mempelajari sejarah mengenai desa kita sendiri,

      Hapus
  4. Yahya basafari bagiri...
    Silsilah RA YAHYA BASAFARI ke bawah ada
    Aq pingin tau silsilah ku....
    Soale rumah si mbah ku ada di sebelah ut@ra masjid agung sumber.
    Mau tanya ama aba...tapi abaku sudah wafat.
    Trima kasih

    BalasHapus